JAKARTA - Kusta atau lepra adalah penyakit menular yang menyebabkan luka kulit parah dan merusak, serta kerusakan saraf di tangan, dan kaki. Kusta adalah penyakit menular yang menyebabkan luka kulit parah dan merusak, kerusakan saraf di tangan, kaki, hingga bagian tubuh lainnya. Penyakit ini sudah ada sejak zaman dahulu.
Namun kusta sebenarnya tidak mudah menular. Seseorang hanya bisa tertular jika sering dan dalam waktu lama melakukan kontak dekat dengan percikan dari hidung atau mulut penderita kusta yang belum diobati. Anak-anak lebih mudah tertular dibanding orang dewasa.
Gejala
Dilansir dari laman WebMD, kusta terutama menyerang kulit dan saraf tepi, yaitu saraf di luar otak dan tulang belakang. Penyakit ini juga bisa menyerang mata dan jaringan tipis di dalam hidung.
Gejala utama adalah luka kulit yang merusak penampilan, benjolan, atau tonjolan yang tidak sembuh-sembuh dalam beberapa minggu atau bulan. Luka biasanya datar dan warnanya lebih pucat dari kulit di sekitarnya. Gejala lain meliputi:
- Kulit terasa kaku, tebal, atau kering
- Tumbuh benjolan di kulit
- Pembengkakan di wajah atau telinga
Kerusakan saraf bisa menyebabkan:
- Kehilangan rasa di area yang terkena, sehingga tidak bisa merasakan sakit dan lebih mudah terluka
- Kelemahan otot
- Masalah penglihatan
Jika kusta menyerang selaput lendir di hidung, bisa timbul hidung tersumbat atau mimisan. Jika tidak ditangani, gejalanya bisa bertambah parah, seperti:
- Hilangnya alis atau bulu mata
- Luka di telapak kaki yang tidak sembuh-sembuh
- Nyeri, kemerahan, dan sensasi terbakar
- Kelainan bentuk pada hidung, tangan, dan kaki
- Kebutaan
- Jari tangan dan kaki menjadi lebih pendek
- Kelumpuhan pada tangan dan kaki
Biasanya butuh waktu 3–5 tahun sejak seseorang terpapar bakteri penyebab kusta hingga muncul gejala. Pada beberapa orang, gejala baru muncul setelah 20 tahun. Waktu antara terpapar dan timbulnya gejala ini disebut masa inkubasi. Masa inkubasi yang lama ini membuat dokter sulit memastikan kapan dan di mana seseorang tertular.
Penyebab
Kusta disebabkan oleh infeksi bakteri yang tumbuh lambat bernama Mycobacterium leprae (M. leprae). Nama lain kusta adalah penyakit Hansen, dari nama ilmuwan yang menemukannya pada tahun 1873.
Belum diketahui pasti bagaimana cara kusta menyebar. Diduga penyebaran terjadi saat penderita batuk atau bersin dan mengeluarkan percikan yang mengandung bakteri M. leprae, lalu terhirup oleh orang lain.
Penularannya memerlukan kontak fisik dekat dan berulang. Kusta tidak menyebar melalui kontak biasa seperti berjabat tangan, berpelukan, duduk bersebelahan, atau makan bersama.
Ibu hamil yang menderita kusta tidak akan menularkannya ke bayinya. Kusta juga tidak menyebar lewat hubungan seksual.
Jenis-jenis Kusta
Kusta diklasifikasikan berdasarkan jumlah dan jenis luka di kulit. Jenis kusta menentukan gejala dan cara pengobatannya. Jenis-jenis kusta antara lain:
- Tuberkuloid: Jenis yang lebih ringan. Biasanya hanya ada satu atau beberapa bercak datar yang warnanya lebih pucat. Area tersebut bisa mati rasa karena kerusakan saraf. Jenis ini kurang menular.
- Lepromatosa: Jenis yang lebih parah. Timbul banyak benjolan dan ruam di kulit, mati rasa, dan kelemahan otot. Bisa juga menyerang hidung, ginjal, dan organ reproduksi pria. Jenis ini lebih menular.
- Borderline: Gabungan gejala dari kedua jenis di atas.
Klasifikasi sederhana yang juga sering digunakan dokter:
- SLPB (Single Lesion Paucibacillary): Hanya satu luka
- PB (Paucibacillary): Dua sampai lima luka
- MB (Multibacillary): Enam luka atau lebih
BACA JUGA:
Pengobatan
Pengobatan kusta tergantung pada jenisnya. Antibiotik digunakan untuk membasmi infeksi. Biasanya diperlukan pengobatan jangka panjang selama 6 bulan hingga 1 tahun. Jika kusta parah, pengobatan bisa lebih lama. Namun, antibiotik tidak bisa menyembuhkan kerusakan saraf yang sudah terjadi.
Multidrug therapy (MDT) adalah pengobatan umum untuk kusta, yaitu kombinasi beberapa antibiotik:
- Untuk lepra PB: Anda akan minum dua antibiotik, misalnya dapsone setiap hari dan rifampisin sebulan sekali.
- Untuk lepra MB: Ditambahkan clofazimine setiap hari, selain dapsone harian dan rifampisin bulanan. Pengobatan biasanya berlangsung 1–2 tahun sampai sembuh total.
Dokter juga bisa meresepkan obat antiinflamasi untuk meredakan nyeri dan kerusakan saraf, seperti prednison (obat steroid).
Dalam beberapa kasus, kusta juga diobati dengan thalidomide, obat yang menekan sistem kekebalan tubuh dan membantu mengurangi benjolan di kulit. Tapi thalidomide bisa menyebabkan cacat lahir berat, jadi tidak boleh dikonsumsi oleh wanita hamil atau yang berencana hamil.
Komplikasi
Jika tidak diobati, kusta bisa menyebabkan kerusakan permanen pada kulit, saraf, tangan, kaki, dan mata. Komplikasi yang mungkin terjadi meliputi:
- Kebutaan atau glaukoma
- Iritis (radang mata bagian dalam)
- Kerontokan rambut
- Kemandulan
- Perubahan bentuk wajah (pembengkakan, benjolan permanen)
- Disfungsi ereksi dan infertilitas pada pria
- Gagal ginjal
- Kelemahan otot yang menyebabkan jari seperti cakar atau tidak bisa menekuk kaki
- Kerusakan permanen di bagian dalam hidung (bisa menyebabkan mimisan dan hidung tersumbat terus-menerus)
- Kerusakan permanen pada saraf tepi, termasuk di tangan, kaki, dan lengan
Kerusakan saraf akibat kusta ini bisa menyebabkan hilangnya rasa, sehingga Anda tidak merasakan sakit saat mengalami luka, terbakar, atau cedera lainnya di tangan atau kaki.