JAKARTA - Pejabat Rusia dan Amerika Serikat mengonfirmasi, delegasi kedua negara akan kembali menggelar pertemuan di Turki besok, namun masalah perang di Ukraina tidak masuk agenda.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri RUsia Maria Zakharova mengatakan, delegasi kedua negara akan menggelar pembicaraa di Istanbul pada 10 April, membahas normalisasi operasional kedutaan kedua negara.
"Saya mengonfirmasi bahwa itu akan berlangsung besok," kata diplomat Rusia tersebut dalam jumpa pers, dilansir dari TASS 9 April.
"Pertemuan akan diadakan di Istanbul. Delegasi Rusia akan dipimpin oleh Duta Besar Rusia untuk Amerika Serikat Alexander Darchiyev, dan Wakil Asisten Menteri Luar Negeri (untuk Rusia dan Eropa Tengah) Sonata Coulter akan mewakili pihak AS," urainya.
Diplomat senior kedua negara akan ambil bagian dalam pertemuan tersebut, Zakharova menambahkan.
"Pekerjaan terperinci yang sedang berlangsung untuk menghilangkan berbagai kendala, termasuk kendala teknis, yang menghambat aktivitas diplomat di kedua negara akan dilanjutkan," katanya.
Sementara itu, juru bicara Departemen Luar Negeri AS Tammy Bruce pada Hari Selasa juga mengumumkan rencana pertemuan besok, mengatakan diskusi tersebut tidak akan mencakup masalah politik atau keamanan apa pun.
"Ukraina sama sekali tidak ada dalam agenda," kata Bruce, seperti melansir Reuters.
"Pembicaraan ini hanya difokuskan pada operasi kedutaan kami, bukan pada normalisasi hubungan bilateral secara keseluruhan, yang hanya dapat terjadi, seperti yang telah kami catat, setelah ada perdamaian antara Rusia dan Ukraina," tambahnya.
Sebuah sumber diplomatik sebelumnya mengatakan, pembicaraan tersebut akan berlangsung di konsulat Rusia di Istanbul.
BACA JUGA:
Sebelumnya, delegasi Rusia dan AS mengadakan pembicaraan di Istanbul untuk mencoba memulihkan fungsi normal kedutaan mereka. Pembicaraan tersebut, yang difokuskan secara sempit pada kondisi diplomat masing-masing, memberikan ujian awal bagi kemampuan kedua negara untuk mengatur ulang hubungan yang lebih luas pada Bulan Februari lalu.
Diketahui, Rusia dan Amerika Serikat telah mengusir diplomat dan membatasi pengangkatan staf baru di misi masing-masing dalam tindakan saling balas selama dekade terakhir, yang menyebabkan kedutaan mereka kekurangan staf.
Selain Turki, Pejabat AS dan Rusia juga bertemu di ibu kota Arab Saudi, Riyadh pada Bulan Februari untuk membahas cara mengakhiri perang di Ukraina, bagian dari pemulihan hubungan yang lebih luas dengan Moskow yang diupayakan oleh Pemerintahan Presiden Donald Trump yang baru.