JAKARTA - Madagaskar bisa kehilangan sekitar 60.000 pekerjaan di sektor tekstil karena tarif 47% yang ditetapkan Presiden AS Donald Trump terhadap negara itu.
Rumus yang digunakan untuk menghitung tarif AS terbaru berarti negara-negara berpendapatan rendah seperti Madagaskar yang mengimpor barang-barang AS dalam jumlah kecil menghadapi tarif pajak tertinggi.
Sektor tekstil dan pakaian jadi Madagaskar mempekerjakan sekitar 180.000 orang dan menyumbang sekitar seperlima dari produk domestik bruto negara itu, menurut laporan tahun 2023 yang dirilis Organisasi Perburuhan Internasional (ILO).
Negara berpenduduk 31 juta orang itu mengekspor barang senilai $733 juta ke AS pada tahun 2024, sebagian besar di antaranya berdasarkan Undang-Undang Pertumbuhan dan Peluang Afrika (AGOA), yang memberikan akses bebas bea ke pasar AS untuk banyak barang yang diproduksi di Afrika.
"Kami memperkirakan sekitar 60.000 pekerjaan akan terpengaruh oleh keputusan untuk menaikkan tarif menjadi 47%," kata Rindra Andriamahefa, direktur eksekutif kelompok lobi industri, dalam pernyataan pada Selasa malam, merujuk pada hilangnya pekerjaan permanen dan sementara.
Dilansir Reuters, Rabu, 9 April, Beatrice Chan Ching Yiu, presiden kelompok lobi, Groupement des Entreprises Franches et Partenaires (GEFP), mengatakan investor akan beralih ke negara-negara pengekspor yang hanya menghadapi tarif minimum 10% yang dikenakan oleh pemerintahan Trump.
BACA JUGA:
"Pandemi adalah satu hal. Apa yang kita hadapi sekarang adalah hal yang lain," kata Ching Yiu.
"Sayangnya, tindakan seperti PHK sementara atau pemecatan mungkin tidak dapat dihindari,” sambungnya.
Pemerintah Madagaskar mulai berkonsultasi dengan negara-negara Afrika lainnya yang terkena dampak buruk tarif untuk mengoordinasikan posisi bersama.
"Dialog bilateral yang konstruktif dengan otoritas AS sedang berlangsung, termasuk diskusi teknis yang bertujuan untuk memahami alasan di balik keputusan tersebut," kata kementerian luar negeri Madagaskar.