Bagikan:

JAKARTA – Direktur Rumah Politik Indonesia, Fernando Emas menyebut bahwa Presiden ke-7 RI, Joko Widodo membutuhkan wadah atau kendaraan politik untuk mempertahankan eksistensinya setelah tidak lagi menjabat sebagai kepala negara.

Karena itu, meski pernah melontarkan wacana pembentukan partai politik terbuka, salah satu opsi yang masuk akal adalah bergabung dengan parpol yang selama ini memiliki peran dalam dinamika politik nasional.

“Joko Widodo membutuhkan wadah untuk bisa mempertahankan eksistensinya dalam politik Indonesia. Sehingga perlu bergabung dengan salah satu partai politik yang selama ini selalu memberikan warna dalam politik Indonesia,” ungkap Fernando dalam keterangannya, Jumat 28 Maret 2025.

Menurut dia, selain delapan partai yang memiliki kursi di DPR RI, Partai Solidaritas Indonesia (PSI) juga tetap mampu bersaing dalam mewarnai politik nasional. Dengan demikian, peluang Jokowi untuk bergabung dengan PSI, yang kini dipimpin oleh anak bungsunya, Kaesang Pangarep, semakin terbuka lebar.

“Sehingga sangat mungkin Joko Widodo bergabung dengan partai yang saat ini dipimpin oleh anak bungsunya. Apalagi secara jelas gagasan partai super terbuka oleh Jokowi diwujudkan oleh Kaesang di PSI,” imbuhnya.

Selain itu, jika Jokowi mengambil peran strategis di PSI, baik sebagai pembina atau dalam jabatan lainnya, hal ini akan memberikan dampak signifikan bagi partai tersebut. Menurut Fernando, kolaborasi antara Kaesang sebagai Ketua Umum PSI dan Jokowi dalam posisi strategis akan meningkatkan daya saing dan elektabilitas PSI dalam menghadapi Pemilu 2029.

“Kolaborasi antara Kaesang sebagai Ketua Umum dan Jokowi sebagai Pembina atau jabatan lainnya akan mampu meningkatkan suara PSI 2029 yang akan datang. Jika benar terjadi, maka langkah ini akan menjadi salah satu strategi politik yang menarik untuk disimak dalam perjalanan politik Indonesia ke depan,” tegasnya